About Me

 Oleh: Aan Priono, A.Md.T.



Ketika Ruh kita berada dalam kondisi terbuka, dada kita lapang, jiwa kita bergembira, Perasaan kita berbunga-bunga, semoga hati lebih lembut untuk menerima nasihat. Dan ini adalah saat mulia, bertambah orang tua yang mengasihi kita. Namanya Mertua. Maka ada baiknya berbicara pada mereka , memohon nasihat-nasihatnya. Mereka telah menuntaskan tanggung jawab itu dipikulkan ke pundak kita.

                Mohonlah bimbingannya, pintalah doanya, tunjukanlah akhlak mulia seorang menantu yang akan membuat jiwa mereka terhibur. Bagaimanapun, mereka sedang tersapih dari sibiran tulang yang telah bertahun-tahun dididik dan dibesarkan. Bagaimanapun, kita tak pernah tau betapa payah, letih dan lelah mereka selama ini yang sama sekali takkan terganti. Dan sekarang, mereka harus merelakannya pada seseorang yang belum begitu dikenal. Maka yakinlah mereka dengan sikap yang benar dan akhlak yang baik, bahwa mereka mengamanahkannya, mempercayakannya ke tangan yang tepat.

                Ketika mentari pertama di kehidupan baru terbenam, apa yang harus dilakukan? Saat petang ini Allah menutupkan selimutnya di hamparan bumi yang kita huni, ada yang berbeda. Akad siang tadi telah mengubah hidup kita, memberi warna baru dan suasana baru bagi keseluruhan malam yang akan kita lewati selanjutnya. Malam ini, halal sudah segala yang sebelumnya diharamkan. Sejak saat ini, Insya Allah akan berpahala segala yang sebelumnya tercatat dosa.

                Allah telah mengarunikan syahwat jinsiyah pada pria dan wanita untuk mencampurkan antara dua jasad sebagaimana menyatukan dan mencampurkan antara dua ruh. Maka dari itu, hubungan antara suami dengan istrinya disebut dengan jima’, atau menyatunya dua tubuh dan dua jiwa hinggga tidak ada celah sedikitpun diantara keduanya. Demikianlah keagungan yang di kehendaki Islam, kenikmatan yang mengantar pelakunya menghayati kebesaran Allah dan kebenaran janji-Nya. (Istri-istri itu adalah pakaian bagi kalian, dan kalian adalah pakaian dari mereka. Q.s. al-Baqarah[2]:187)

 

 

Cinta,

ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih, dan ceria.

Cinta,

ruh yang mengalir lembut, menyenangkan, bersinar, jernih dan badai

Tetapi dalam sebuah ikatan yang Allah halalkan, cinta sejati akan berpesan,

“kita tersenyum bukan karena bahagia, namun kita bahagia karena kita tersenyum”

 

Yang kaucintai ini lahir dari seorang ibu berkuah peluh, berdarah-darah meregang nyawa setelah masa panjang, yang kaucintai ini adalah permata hati ayah , tangan yang pegal sepulang kerja pun sembuh begitu menggendong balitanya, yang kaucintai ini adalah anugerah terindah bagi orangtuanya, tawa di saat susah, senyum diwaktu sedih, harapan di saat kecewa, ramai disaat sepi cair di tengah kekakuan, dan canda di tengah ketegangan, tapi juga tangis di suatu kala, yang sebenarnya tak di inginkan yang kaucintai ini mencintai ayah dan ibunya dan kekasih adalah ia yang mencintai kecintaan. (ap)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama